Selasa, 04 Oktober 2011

Tentang Kebohongan

Pribadi bagaimana yang bisa menjadi pembohong?
Bohong dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan interaksi sosial. Misalnya untuk mendapatkan teman atau mempengaruhi orang lain. Ini artinya bohong memang bisa dimanipulasi sesuai kehendak untuk menggapai tujuan tertentu. Orang-orang yang manipulatif adalah mereka yang bisa memanfaatkan bohong secara maksimal.

Apakah ada orang yang membohongi diri sendiri?
“Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya.....

Pribadi bagaimana bisa yang menjadi pembohong?
Bohong dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan interaksi sosial. Misalnya untuk mendapatkan teman atau mempengaruhi orang lain. Ini artinya bohong memang bisa dimanipulasi sesuai kehendak untuk menggapai tujuan tertentu. Orang-orang yang manipulatif adalah mereka yang bisa memanfaatkan bohong secara maksimal.

Apakah ada orang yang membohongi diri sendiri?
“Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya peringatan yang diberikan kepada seseorang untuk jujur pada dirinya sendiri. Tapi apa sebenarnya bohong terhadap diri sendiri itu? Bohong kepada diri sendiri sebenarnya konsep yang masih kabur. Menurut sebagian pihak, artinya mengingkari apa yang menjadi kehendak hatinya yang paling dalam. Tapi kehendak hati yang paling dalam itu apa maksudnya? Sekali lagi, ini adalah konsep yang kabur. Kebohongan bisa membentuk lingkaran setan dan terus bertumpuk. Sekali kebohongan dilakukan, biasanya kebohongan akan abadi karena harus terus melakukan kebohongan agar tidak dianggap berbohong.

Apa yang anda rasakan ketika berbohong?
Apakah Anda merasakan munculnya perasaan bersalah? Atau munculnya rasa was-was? Degup jantung lebih kencang sehingga dada berdebar-debar? Bulu kuduk merinding? Atau Anda tidak merasakan apa-apa? Sebagian orang melaporkan munculnya perasaan bersalah setelah berbohong. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa tekanan yang dialami seseorang ketika berbohong akan terus meningkat dari sebelum berbohong, saat berbohong, dan yang tertinggi pada beberapa saat sesudah berbohong. Namun demikian, kebanyakan yang berbohong menyatakan bahwa kebohongan yang dilakukannya bukan sesuatu yang serius.

Pada umumnya orang merasa bahwa kebohongan yang dilakukannya bertujuan melindungi yang dibohongi ataupun melindungi diri sendiri. Sangat jarang orang mengaku berbohong untuk mendapatkan keuntungan personal.

Berbohong digunakan sebagai cara agar semuanya merasa nyaman. Begitu pengakuan dari yang melakukan kebohongan. Pada umumnya pembohong juga mengaku melakukan kebohongan yang lebih sedikit daripada orang lain. Mereka biasanya juga mengaku cukup sukses dalam berbohong.

Mungkin orang yang berbohong akan merasa risih atau malu untuk berada lebih dekat dengan orang lain setelah menyampaikan kebohongan. Boleh jadi, setelah berbohong, seseorang akan berupaya menjauh dari pihak yang dibohongi, atau sekurangnya menjaga jarak. Jadi, kalau setelah bercerita pada Anda seseorang tidak berusaha lebih dekat, maka mungkin dia menceritakan cerita bohong.

Mereka yang berbohong biasanya kemudian cenderung memberikan tekanan berlebih pada apa yang dibohongkan. Cenderung lebih emosional, lebih dalam tekanan suaranya dalam menyampaikan, dan lebih memperhatikan. Kadang tidak terdapat kesesuaian antara kondisi yang diceritakan dengan apa yang ditampilkan.

Pembohong biasanya memberikan jawaban yang lebih singkat. Mereka juga menunda jawaban lebih lama, sering mengalami kekeliruan ucapan, jawaban yang diberikan kurang serius atau terkesan main-main. Terkadang dalam jawaban itu juga mengandung kegugupan.

Pada umumnya orang berusaha melihat seseorang berbohong atau tidak berdasarkan ekspresi wajah. Jika Anda merasa ada yang kurang beres dengan apa yang diucapkan oleh lawan bicara, maka Anda akan cenderung melihat ke wajahnya untuk memastikan apakah lawan bicara Anda itu serius atau tidak. Jika dinilai serius maka dianggap tidak berbohong. Sebaliknya jika dianggap kurang serius maka akan dinilai berbohong. Hal itu ada benarnya karena pada saat berbohong biasanya secara spontan terjadi perubahan ekspresi wajah. Nah, para pembohong biasanya berupaya menutupi satu ekspresi wajah dengan perilaku atau ekspresi lainnya yang tidak asli. Hal itu dilakukan untuk menimbulkan ekspresi yang mendukung cerita bohong.

Serapat Apapun Kebohongan Yang Kita Tutupi, Pasti Akan Terbongkar Juga...!!!

0 komentar: